Kamis, 11 Juli 2013

Bontoala (1) di Sebuah Ramadhan

Sebuah Ramadhan
Di lembah kota kusut kumuh penuh jelata
Di mesjid-mesjid luput rundung tak terurus
Anak-anak berpetasan meria seolah tanpa duka
Baginya puasa adalah tawa yang harus di rayakan dengan nyanyian ledakan
Kawula mudah bermesra subuh dengan kekasih
Bertukar peluk di antara bayang-bayang embun yang kudus
Baginya puasa adalah kesempatan untuk menjaling kasih tanpa batas
Mesra semesra-mesranya, seolah hidup perihal syahwat

Sebuah Ramadhan
Ibu-ibu berkoar di dapur dengan api yang tak menyala
Kadang berbuka dengan janji lalu sahur dengan doa
Berharap ada kehidupan yang lebih baik untuk cucunya kelak
Spiral kemiskinan menjeritkan kudus puasa
Bagaimana mau khusyuk kalau di luar puasa pun tetap kelaparan
Baginya ramadhan adalah pengulangan nasib semata
Keakraban dengan haus dahaga adalah realitas yang berkawan baik dengan rumah
Tak ada yang bisa di masak nak, semuanya mahal
Entah di negeri mana kita akan menemukan kondisi yang berpihak, entah

Sebuah Ramadhan
Kudus-Mu di wartakan tiap malamnya
Para papa yang di bebankan mengurusi uang pelanjut hidup
Berdiam di mesjid, dengan sungguh mengamini tiap doa ustadz
Berharap ada sepeser rupiah di selip sajadah setelah memohon
Tuhan kami butuh kasih-Mu saat ini
Tak ingin ku isi lagi malam ku dengan kelaparan yang berlanjut
Sungguh ingin ku pulang dari rumah-Mu dengan membawa senyuman
Hidangan sederhana untuk tawa anak istri tercinta yang telah lama menunggu

Sebuah Ramadhan
Tentang dhuafa hidup di sekitaran Bontoala
Kecamatan yang kotanya lebih memilih membesarkan beragam mall
Ketimbang berbagi santun untuk masyarakatnya
Kota dengan pemimpinnya yang hanya gemar menyapa
Saat pemilihan ingin berlangsung
Menjanji beragam senyuman lalu pergi begitu saja saat bertahta
Kota yang lebih memilih pembangunan atas pertimbangan pasar
Bontoala-ku pilu mu akan terus berlanjut oleh kota yang sedemikian cuek


"Lomba Menulis #PuisiKota Serikat Sastra Pinggiran"


Makassar, Juli 2013

(1) Bontoala adalah salah satu kecamatan termiskin bersama Tallo di wilayah kota Makassar dengan tingkat kepadatan penduduk yang menyesakkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar